Bolehkah Suami Bermesraan dengan Istri Hingga Terangsang Saat Puasa?

๐Ÿ“Œ Pertanyaan dari: Abu Shofiyyah
โœ’๏ธ Dijawab Oleh: Muhammad Nirwan Idris Lc, M.H.I.

โ“ Pertanyaan:
assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh ustadz. izin bertanya ustadz.
dimana saja batasan suami kepada istri dalam bermesraan saat berpuasa, apakah boleh pegang2 gunungnya๐Ÿ˜.. tpi Mr.p langsung berdiri.. mohon pencerahannya ustadz

โœ… Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ุŒ ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ุŒ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ุŒ ุฃู…ุง ุจุนุฏ:

Dalam hal ini, Islam memberikan batasan yang jelas mengenai kemesraan antara suami dan istri saat berpuasa. Pada dasarnya, bercumbu atau bermesraan dengan istri saat puasa boleh, selama tidak sampai menyebabkan keluarnya mani.

Dalam Al-Mausuโ€™ah Al-Fiqhiyyah (38/242) disebutkan:

“Para fuqaha sepakat bahwa mufakhadzah (gesekan antara dua paha tanpa penetrasi) tidak memiliki konsekuensi hukum yang sama dengan jimak, seperti kewajiban mandi, batalnya puasa, serta kewajiban membayar kafaratโ€ฆ”

Hal ini berdasarkan hadits dari โ€˜Aisyah radhiyallahu โ€˜anha, beliau berkata:

ูƒุงู†ูŽ ุฑุณูˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนู„ูŠู‡ู ูˆุณู„ู‘ูŽู…ูŽ ุŒ ูŠูุจุงุดุฑูู†ูŠ ูˆูŽู‡ูˆูŽ ุตุงุฆู…ูŒุŒ ูˆูŽูƒุงู†ูŽ ุฃู…ู„ูŽูƒูŽูƒูู… ู„ุฅุฑุจูู‡ู

“Rasulullah ๏ทบ mencium dan bercumbu dengan istrinya dalam keadaan beliau berpuasa, dan beliau adalah orang yang paling mampu menahan nafsunya.”
(HR. Bukhari no. 1927 dan Muslim no. 1106)

Namun, jika sentuhan atau rangsangan yang dilakukan menyebabkan keluarnya mani, maka puasanya batal dan wajib menggantinya di lain hari. Jika hanya sekadar terjadinya ereksi kemaluan tanpa keluar mani, puasanya tetap sah, meskipun lebih baik menghindari hal-hal yang bisa mengarah ke syahwat yang lebih besar.

Imam Nawawi rahimahullahu berkata:

ุชููƒู’ุฑูŽู‡ู ุงู„ู’ู‚ูุจู’ู„ูŽุฉู ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู’ ุญูŽุฑู‘ูŽูƒูŽุชู’ ุดูŽู‡ู’ูˆูŽุชูŽู‡ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุตูŽุงุฆูู…ูŒ ูˆูŽู„ูŽุง ุชููƒู’ุฑูŽู‡ู ู„ูุบูŽูŠู’ุฑูู‡ู ู„ูŽูƒูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽูˆู’ู„ูŽู‰ ุชูŽุฑู’ูƒูู‡ูŽุง ูˆูŽู„ูŽุง ููŽุฑู’ู‚ูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุฎู ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽุงุจู‘ู ูููŠ ุฐูŽู„ููƒูŽ ููŽุงู„ูุงุนู’ุชูุจูŽุงุฑู ุจูุชูŽุญู’ุฑููŠูƒู ุงู„ุดู‘ูŽู‡ู’ูˆูŽุฉู ูˆูŽุฎูŽูˆู’ูู ุงู„ู’ุฅูู†ู’ุฒูŽุงู„ู

“Mencium saat berpuasa dihukumi makruh bagi seseorang apabila hal itu membangkitkan syahwatnya. Namun, jika tidak membangkitkan syahwat, maka tidak dianggap makruh. Meskipun demikian, meninggalkannya lebih utama. Tidak ada perbedaan antara orang tua dan pemuda dalam hal ini, karena yang menjadi pertimbangan adalah timbulnya syahwat dan kekhawatiran terjadinya ejakulasi.” (al-Majmu Syarh al-Muhadzab, 6/355)

Dengan demikian, kalau hanya sekadar bersentuhan atau memegang tanpa keluar mani, itu tidak membatalkan puasa. Tetapi jika dikhawatirkan bisa menyebabkan keluarnya mani atau bahkan hubungan suami-istri, sebaiknya dihindari demi menjaga kesempurnaan puasa.

Wallahu aโ€™lam.

Check Also

Apakah Sah Jika Mantan Suami dan Istri Terlibat Hubungan Setelah Khulu’?

๐Ÿ“Œ Pertanyaan dari: MAGHFIRAH Yโœ’๏ธ Dijawab Oleh: Muhammad Nirwan Idris Lc, M.H.I. โ“ Pertanyaan:Bagaimana pandangan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *