Hukum Puasa dan Shalat Saat Ada Darah Setelah Mandi Haid, Apa yang Harus Dilakukan?

📌 Pertanyaan dari: Ummu harun
✒️ Dijawab Oleh: Kurnaemi Anita, S.T., S.H., M.Ei.

❓ Pertanyaan:
Bismillah Afwan ustadzah kami mau bertny, kami sedang konsumsi pil KB pas beberp hari lupa makan tiba2 haid 3 hari pas hari ke 4 sdh TDK keluar darah, kami cek jg sdh TDK ad, jdi mandi dan shalat, pas malamnya kami maaf(HB) dan besoknya kami puasa Bru pas siang tiba2 ad keluar lendir bercampur darah apakh masih dihukumi haid dan puasa batal?

✅ Jawaban:

الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على رسوله الأمين، وبعد:

Jika seorang wanita yang sedang haid melihat cairan putih (al-qassa al-baydha), maka dia dianggap telah suci. Hal ini berdasarkan keterangan Ummu ‘Alqamah radhiyallahu ‘anha:

“كَانَ النِّسَاءُ يَبْعَثْنَ إِلَى عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ بِالدِّرَجَةِ، فِيهَا الْكُرْسُفُ، فِيهِ الصُّفْرَةُ مِنْ دَمِ الْحَيْضَةِ، يَسْأَلْنَهَا عَنِ الصَّلَاةِ، فَتَقُولُ لَهُنَّ: لَا تَعْجَلْنَ حَتَّى تَرَيْنَ الْقَصَّةَ الْبَيْضَاءَ. تُرِيدُ بِذَلِكَ الطُّهْرَ مِنَ الْحَيْضَةِ.”

“Para wanita biasa mengirimkan kepada Aisyah, Ummul Mukminin, wadah (dirajah) yang di dalamnya terdapat kapas yang berwarna kekuningan karena darah haid, lalu mereka menanyakan tentang (hukum) shalat. Maka Aisyah berkata kepada mereka, ‘Janganlah tergesa-gesa hingga kalian melihat cairan putih (yang keluar dari rahim).’ Yang dimaksudkan dengan hal itu adalah tanda suci dari haid.” (Riwayat Malik dalam al-Muwatha, no. 150)

Al-dirajah adalah wadah kecil yang biasa digunakan wanita untuk menyimpan wewangian atau barang-barang kecil. (Ibnu al-Atsir, an-Nihayah, 2/246).

Cairan kekuningan atau kecoklatan yang muncul setelahnya tidak dianggap sebagai darah haid, berdasarkan riwayat dari Ummu ‘Atiyyah radhiyallahu ‘anha, yang berkata:

“كُنَّا لَا نَعُدُّ الْكُدْرَةَ وَالصُّفْرَةَ بَعْدَ الطُّهْرِ شَيْئًا.”

“Kami tidak menganggap kekuningan atau kecoklatan setelah suci sebagai darah haid.” (HR. Bukhari, no. 326; Abu Dawud, no. 307; Nasai, no. 368; Ibnu Majah, no. 647).

Jika setelahnya muncul darah, maka keadaan ini perlu dirinci:

1. Jika darah yang keluar hanya berupa titik-titik kecil atau flek coklat/keruh, maka itu tidak dihitung sebagai darah haid, karena darah haid sifatnya secara umum mengalir, bukan berupa titik-titik kecil, apalagi setelah masa haid berakhir.

Syaikh Ibn Utsaimin rahimahullah ditanya:

“Jika seorang wanita haid selama delapan hari, lalu mandi pada hari kedelapan, dan kemudian muncul titik-titik darah ringan pada hari itu, apakah dia boleh mandi? Diketahui bahwa dia kadang-kadang mandi dua kali, atau kadang-kadang tidak mandi. Apakah dia berdosa, dan apa yang harus dilakukan?”

Beliau menjawab:

“Jika dia tahu bahwa darah belum berhenti sepenuhnya, maka dia harus menunggu hingga benar-benar berhenti, baru kemudian mandi. Adapun jika dia tahu darah sudah berhenti sepenuhnya, maka dia boleh mandi setelah berhenti, dan jika setelah itu muncul satu atau dua titik darah, itu tidak mengapa.” (Fatawa Nur ‘Ala al-Darb 3/323).

2. Jika darah yang keluar mengalir, dan seperti sifat darah haid yang dikenal, baik secara zat (tekstur yang kasar dan kental, pekat dan bau yang khas) maupun apa yang dirasakan dari fisik berupa nyeri panggul, otot rahim, atau rasa tidak nyaman sekitar vagina dan ciri lainnya, maka itu adalah darah haid, dan wanita tersebut harus menahan diri dari shalat sampai dia suci. Hal ini berdasarkan kaidah:

الحكم يدور مع علته وجودًا وعدمًا

“Hukum ditetapkan berdasarkan keberadaan ‘illah (sebab)-nya.”

Maksudnya adalah wanita dihukumi haid jika mendapati dirinya keluar darah seperti sifat darah haid yang dikenal, dan dihukumi suci jika tidak ada darah keluar dan sudah ada tanda suci.

Dari kasus ini, jika Anda mengonsumsi pil KB, kemungkinan itulah yang mempengaruhi ketidakstabilan hormon Anda sehingga berdampak kepada ketidaknormalan siklus haid. Oleh karena itu, Anda bisa mengetahui status darah yang keluar dengan memperhatikan dua poin di atas.

والله تعالى أعلم