Menolak Ajakan Suami Karena Lelah, Apakah Berdosa?

Bismillah Afwan Ustadzah Apakah berdosa jika kita terkadang menolak ajakan suamiKarena kecapean yang notabene kami juga kerja dan terkadang berefek ke kesehatan kalau mandi junub sblm shubuh. Syukron

الحمد لله الصلاة والسلام على رسول الله

Seorang istri diwajibkan secara syar’i untuk memenuhi ajakan suaminya ke tempat tidur jika ia memanggilnya. Terdapat ancaman keras bagi istri yang menolak tanpa alasan syar’i, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang disepakati keshahihannya (Muttafaq ‘alaih) dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda:

“Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, lalu istrinya menolak hingga suaminya bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka para malaikat akan melaknatnya hingga pagi.”
(HR. Bukhari, no. 3237; Muslim, no. 1436).

Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim mengatakan:

“Hadis ini menjadi dalil atas haramnya seorang istri menolak ajakan suami ke tempat tidur tanpa alasan syar’i.”.

Dalam Kasyf al-Qinā’ karya Al-Buhuti, disebutkan:

“Seorang suami berhak mendapatkan kenikmatan dari istrinya kapan saja, dalam bentuk apa pun, selama dalam batas yang diperbolehkan, yaitu di kemaluan… dengan syarat tidak menghalangi istri dari kewajiban (seperti shalat) atau menimbulkan bahaya bagi dirinya. Jika hal itu menghalangi kewajiban atau membahayakan, maka suami tidak berhak memaksanya karena hal itu bertentangan dengan pergaulan yang baik (mu’āsyarah bil ma’rūf). Namun, jika tidak ada halangan tersebut, maka suami berhak menikmati istrinya.”

Adapun rasa tidak nyaman karena harus mandi di rumah mertua atau karena rambut yang basah, tidak menjadi alasan yang sah untuk menolak ajakan suami. Begitu pula rasa lelah atau sakit kepala, selama tidak menimbulkan bahaya atau kesulitan yang berat. dan kondisi dingin bisa disiasati dengan memasak air panas, atau mengkomunikasikan agar suami bisa memasakkan air panas untuk mandi setelah dari tempat tidur.

Namun demikian, hendaknya ada saling pengertian antara suami istri. Bagian dari pergaulan yang baik adalah suami mempertimbangkan kondisi istrinya, terutama jika ia merasa ada rasa tidak nyaman atau kesulitan, meskipun masih dalam batas yang dapat ditoleransi. Sikap seperti ini akan mempererat hubungan dan menumbuhkan kasih sayang dalam rumah tangga.

Wallāhu a’lam.

Check Also

Apakah Sah Jika Mantan Suami dan Istri Terlibat Hubungan Setelah Khulu’?

📌 Pertanyaan dari: MAGHFIRAH Y✒️ Dijawab Oleh: Muhammad Nirwan Idris Lc, M.H.I. ❓ Pertanyaan:Bagaimana pandangan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *